Selasa, 08 Oktober 2019

Shalat Dhuha Berjama'ah & Pembacaan Surat Al-Kahfi



Bismillah... Fa aina tadzhaabuun (Qs. At-Takwir : 26) yang artinya "Maka hendak kemana kamu pergi?"
Teringat ayat diatas betapa Allah ta'ala memberikan karunia hidayah tiada tara bagi kita ketika kita bisa belajar dan mengajrkan Al-Qur'an. Dari ayat ini juga, kami semakin yakin bahwa jalan ini adalah jalan yang Haq.

Tak berharap apa-apa kecuali ridhoMu Ya Rabbi.
Jadikanlah semua aktivitas kami SDIT Plus Mutiara Umat yang bisa memudahkan mendapat HidayahMu Ya Rabb. Aamiin

#Dhuha Time dilanjutkan Pembiasaan Pembacaan Qs. Al-Kahfi

Minggu, 08 September 2019

Biografi: Sugino, S.Pd.

Sugino, S.Pd. merupakan seorang guru Matematika yang lahir di Pekalongan pada tanggal 18 September 1993. Beliau lebih akrab dipanggil Pak Gino, beliau merupakan anak termuda dari Ibu Caspinah dan mempunyai empat orang kakak perempuan. Pak Gino bertempat tinggal di Jl. Sekar Asri Ds. Bojongwetan Kec. Bojong Kab. Pekalongan. Orangtua beliau bekerja sebagai buruh, beliau mempunyai berbagi hobi diantaranya Mendesain atau menggambar, membaca, dan nge-game.

Pak Gino memulai pendidikannya di SDN Bojongwetan, kemudian melanjutkan pendidikannya di SMPN 1 Bojong. Beliau merupakan seseorang yang mandiri dan aktif, hal ini ditunjukkan dari keikutsertaannya dalam berbagai ekstra dan lomba seperti ekskul komputer dan lomba matematika.

Selesai lulus dari SMP, beliau melanjutkan pendidikannya di SMK Muhammadiyah Kajen. Pada waktu beliau masih duduk dibangku SMK, tidak hanya belajar. Beliau juga aktif dalam ekskul dan beliau juga mulai bekerja seperti ternak ayam untuk membiayai sekolahnya. Tidak hanya belajar mandiri, beliau juga belajar hidup hemat dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan sehingga setiap sekolah beliau berangkat tanpa uang saku dan tanpa kendaraan. Namun hal ini tidak membuat beliau berbutus asa dalam belajar, hal ini dapat dilihat dari prestasi beliau seperti mendapatkan berbagai beasiswa, mengikuti lomba olimpiade matematika, menjuarai lomba kaligrafi dan lomba seni beladiri tapak suci.

Setelah lulus dari SMK, beliau memutuskan untuk bekerja. Beliau pernah bekerja di berbagai tempat seperti di Mandiri Komputer, Imacom, Cv. Adesoft Multi Komputindo, Mb-Net dan di SMK Muhammadiyah Bojong serta beliau pernah mengajar di SMP 3 Doro. Selama satu tahun Pak Gino bekerja, beliau memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Pekalongan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Matematika. Dengan kerja keras beliau bekerja dari pagi sampai pagi dari dua tempat pekerjaan dalam sehari sekaligus, akhirnya beliau dapat menyelesaikan pendidikan S1 nya pada tahun 2018.

Usai menyelesaikan pendidikan S1 nya, Pak Gino mulai mengabdikan dirinya di sebuah sekolah di Bojong - Pekalongan yaitu SDIT Plus Mutiara Umat. Beliau mempunyai harapan agar sekolah tersebut terus maju dan memberi manfaat bagi semua serta anak didiknya sukses. Tidak hanya sukses di dunia namun juga sukses dalam urusan akhirat, dapat menjadi teladan bagi orang lain. Pak Gino mempunyai motto hidup "Tidak penting kau dikenal oleh dunia, yang terpenting kau dikenal oleh para penduduk langit. Dan sebaik-baik lelaki adalah ia yang dapat memuliakan wanita" 

Biografi: Etik Dinana, S.Pd.

Bu Etik merupakan guru PAI di SDIT Plus Mutiara Umat, beliau yang mempunyai nama panjang Etik Dinana, S.Pd. lahir di Pekalongan pada tanggal 18 September 1993. Bu Etik bertempat tinggal di Ds. Sukorejo Comal - Pemalang. Beliau merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara dari pasangan Bapak A. Mubalighuddin dan Ibu Azizah yang bekerja sebagai guru.

Bu Etik memulai pendidikannya di MI Simbang Kulon, yang kemudian melanjutkan ke MTS Simbang Kulon. Lulus dari Mts beliau melanjtkan pendidikannya di MA Simbang Kulon, dan menyelesaikan pendidikan S1 nya di IAIN Pekalongan.

Selesai beliau meyelesaikan pendidikan S1 nya, beliau mengabdikan diri di SDIT Plus Mutiara Umat sebgai guru PAI. Beliau mempunyai harapan agar sekolah tersebut menjadi sekolah yang rahmatal lil alamin dan mencetak generasi yang shalih shalihah serta bermanfaat bagi orang lain.

Salam bahagia ^_^

Selasa, 03 September 2019

Biografi: Dewi Suhartini

Bu Dewi, begitulah panggilan akrabnya. Bu Dewi yang mempunyai nama lengkap Dewi Suhartini, lahir di Pekalongan pada tanggal 7 Agustus 1993. Beliau merupakan salah satu guru yang penyayang dan perhatian sama para siswanya. Bu Dewi adalah anak ke lima dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Sukirno dan Ibu Muzaemah yang bekerja sebagai buruh tani. Bu Dewi merupakan guru kelas I yang bertempat tinggal di Ds. Ketitang Kidul Kec. Bojong Kab. Pekalongan.

SDN Ketitangkidul adalah sekolah pertama kali Bu Dewi memulai pendidikannya. Kemudian beliau melanjutkan ke SMPN 1 Bojong, lulus dari sekolah tersebut beliau melanjutkan di SMK Gondang Wonopringgo.

Seusai dari SMK Gondang Wonopringgo, beliau mulai mengabdikan diri untuk bekerja di SDIT Plus Mutiara Umat. Bersamaan Bu Dewi mengajar di SD, beliau melanjutkan menempuh pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di Universitas Terbuka, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Guru yang satu ini mempunyai sebuah hobi yaitu berkuliner, beliau mempunyai harapan untuk SD yang tengah beliau abdikan agar sekolah tersebut menjadi sekolah unggulan, anak-anak lulus dengan berbagai prestasi dan menjadi pribadi yang shalih.

Senin, 02 September 2019

Biografi: Indi Ika Saputri, S.Pd.

Indi Ika Saputri, S.Pd. merupakan salah satu guru yang terpopuler dikalangan siswa. Beliau yang lebih akrab dipanggil Bu Indi, lahir di Batang pada tanggal 18 Mei 1995 merupakan guru wali kelas II di SDIT Plus Mutiara Umat. Bu Indi bertempat tinggal di Dukuh Wora Wari Lor Kebonsari - Karangdadap. Beliau anak ke satu dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sudiyono  dan Ibu Inayah. Orangtua Bu Indi bekerja sebagai buruh dan ibu rumah tangga.

Bu Indi memulai pendidikannya pada usia 4th di RA Muslimat, kemudian melanjutkan pendidikannya di MI Bustanul Iman. Setelah itu, beliau melanjutkan di SMP Islam Pegandon. Lulus dari SMP, beliau melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 Kedungwuni yang kemudian beliau menempuh pendidikan S1 nya di Universitas Negeri Semarang, Fakultas Bahasa dan Seni, Prodi Pendidikan Bahasa Arab. Beliau ini memiliki sebuah hobi yang sangat unik yaitu "NGUKUR DALAN" :-D

Bu Indi selain menjadi sosok guru yang populer, beliau juga merupakan sosok orang yang aktif. Diantaranya beliau aktif dalam kegiatan pembelajaran dirumahnya dan dalam kegiatan organisasi di desanya yaitu IRMUSH (Ikatan Remaja Mushola). Bu Indi pada tahun 2018 mulai mengabdikan diri disebuah sekolah yaitu SDIT Plus Mutiara Umat sebagai Guru Kelas, yang mempunyai motto hidup "BERBUAT BAIK DAN MENOLONGLAH".
Beliau mempunyai sebuah harapan agar SDIT Plus Mutiara Umat menjadi sekolah yang melahirkan generasi Robbani yang cinta akan NKRI.

Ekskul Panahan

Ekstrakurikuler di sekolah merupakan suatu program yang bertujuan untuk membantu siswa untuk mengembangkan bakat sesuai dengan bidangnya masing-masing. Ada banyak alasan mengapa para siswa memilih salah satu ekskul di sekolahnya, diantaranya karena mereka hobi di bidang tertentu, atau karena mereka ingin belajar dan menambah pengalaman ataupun keterampilannya dalam bidang lain diluar bidang yang telah dikuasainya.

Salah satu ekskul yang ada di sekolah tercinta SDIT Plus Mutiara Umat yaitu Panahan. Meskipun bukan ekskul wajib, tapi masuk kedalam ekskul yang direkomendasikan. Karena lewat ekskul panahan diharapkan anak-anak mampu mengasah kekuatan fisik sekaligus mengoptimalkan fungsi otak siswa untuk tetap fokus dan konsentrasi yang akan bermanfaat dalam belajar dikelas maupun diluar kelas.

Selain itu memanah merupakan salah satu olahraga yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hadits diantaranya:
"Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang, dan memanah." (HR. Bukhari dan Muslim)
"Lemparkanlah (panah) dan tunggangilah (kuda)." (HR. Muslim)
Dari hadits tersebut, terlihat dengan jelas bahwa memanah memiliki kaitan yang sangat erat dengan peradaban Islam.

Pada masa Rasulullah dan Khulafaur rasyidin, panah dan memanah menjadi sarana penting untuk berperang. Keahlian memanah memberi sumbangsih besar kepada kaum muslimin dalam memetik kemenangan di berbagai medan perang.
Dalam kisah yang lain, kepiawaian memanah diyakini menjadi kunci kemenangan pasaukan yang dipimpin Sultan Muhammad Alfatih saat berjuang merebut Konstatinopel pada abad ke-14.

Dalam operasi penaklukan itu, pasukan Sulatan Muhammad Alfatih terlebih dahulu berenang mengarungi selat Bosphorus, kemudian berkuda sembari melepaskan ribuan anak panah untuk mengobrak-abrik pasukan musuh. Akhirnya, kemenangan pun diperoleh.

Sejarah Islam mengatakan, Allah ta'ala mengutus malaikat Jibril untuk memberikan busur dan dua anak panah kepada nabi Adam. Busur dan anak panah itu kemudian digunakan untuk membunuh seekor burung yang mencuri tanaman milik Adam.

Tak hanya Nabi Adam, Nabi Muhammad pun merupakan sosok yang handal dalam hal memanah. Bahkan, di Istana Topkapi, Istanbul, Turki, tersimpan tiga buah anak panah yang diyakini milik Nabi Muhammad SAW.

Selain erat dengan peradaban Islam, memanah ternyata banyak memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, baik itu fisik ataupun mental. Diantara manfaatnya sebagai berikut:
1. Meningkatkan koordinasi tangan dan mata, serta keseimbangan
2. Meningkatkan fleksibilitas tangan dan jari
3. Membangun kekuatan tubuh
4. Meningkatkan kesabaran
5. Meningkatkan fokus atau konsentrasi
6. Membangun kepercayaan diri

Minggu, 01 September 2019

Biografi: Muhammad Fazaizudin

Muhammad Fazaizudin lahir di Pekalongan pada 30 Agustus 1996, merupakan seorang guru Tahfidz Quran di sebuah Sekolah Dasar swasta di Bojong - Pekalongan. Beliau lebih akrab dipanggil Pak Faza, beliau anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Mulyono (Alm) dan Ibu Halimah. Orangtua Pak Faza bekerja sebagai buruh. Pak Faza tinggal di Ds. Kwayangan Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan.

Pak Faza memulai pendidikanya di MI Walisongo Kwayangan, kemudian melanjutkan pendidikannya di MTS N Buaran - Pekalongan. Setelah lulus dari MTS, beliau melanjutkan pendidikannya di SMAN Kedungwuni. Saat ini beliau tengah menempuh pendidikannya di jenjang yang lebih tinggi lagi di IAIN Pekalongan. Pak Faza memiliki beberapa hobi diantaranya di bidang olahraga, seperti bulutangkis.

Pak Faza merupakan seseorang yang berbakat dalam bidang melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Bakat beliau telah terlihat sejak beliau masih duduk dibangku SD, hal ini dapat dilihat dari prestasi beliau. Pak Faza pernah mengikuti dan menjuarai berbagai lomba MTQ, diantaranya mendapat Juara Harapan 3 MTQ ditingkat Provinsi Jawa Tengah, Juara 1 MTQ tingkat Kabupaten dan Juara 2 Adzan dan Iqamah di tingkat kabupaten.

Usai menyelesaikan pendidikan SMA nya, dimana beliau tengah mejalankan studinya di IAIN Pekalongan. Pak Faza juga tengah mengabdikan diri di SDIT Plus Mutiara Umat Bojong sebagai Guru Tahfidz. Beliau mempunyai harapan agar sekolah tersebut terus maju dan para siswanya semakin berprestasi dalam segala bidang. Beliau mempunyai sebuah motto hidup yaitu "JANGAN HARUS TAPI INGIN... ^_^"

Contact Us

Sekretariat:
Jl. Kedungwali RT 02 RW 01 Desa Wangandowo Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan 51156

Facebook: sditplus.mutiaraumat
Link Chanel Youtube: https://www.youtube.com/channel/UCx_7oZIn-KjALTIZctq1RtQ
Email: sditplus.mutiaraumat@gmail.com, sditplusmutiaraumat@gmail.com
Website: sditplusmutiaraumat.blogspot.com

Tujuan

Mewujudkan pribadi yang memiliki kompetensi 10 standar siswa unggul, yaitu:

* Memiliki aqidah yang lurus
* Memiliki ibadah yang lurus
* Memiliki akhlak yang baik
* Memiliki pengetahuan yang luas
* Berbadan kuat dan sehat
* Memiliki jiwa enterpreneurship
* Memiliki kedisiplinan yang tinggi
* Berguna bagi orang lain
* Tertib waktu
* Tertata kegiatannya

Visi dan Misi

VISI

"Mewujudkan generasi yang berprestasi yang unggul dan berakhlak mulia"

Adapun indikatornya adalah :
1.1 Peningkatan ketaqwaan kepada Allah SWT
1.2 Berakhlak mulia terhadap orangtua, guru, teman, masyrakat, dan lingkungan
1.3 Peningkatan kualitas SDM
1.4 Unggul peningkatan prestasi akademis
1.5 Unggul dalam bidang komputer dan bahasa asing, utamanya bahasa Inggris dan bahasa Arab
1.6 Unggul dalam prestasi olahraga dan seni
1.7 Unggul dalam berbagai karya ilmiah remaja dan berbagai lomba olimpiade
1.8 Memiliki lingkungan sekolah yang nyaman dan kondusif
1.9 Mendapatkan kepercayaan dari masyarakat

MISI

* Menyelenggarakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan
* Mengkaitkan ayat-ayat kauniyah dan kauliyah serta lingkungan sebagai sumber belajar
* Menciptakan sekolah yang bernuansa religius, bersih, sejuk, dan nyaman
* Meningkatkan kedisplinan semua komponen sekolah
* Pembiasaan islami melalui keteladanan

Dasar Pemikiran

Yasasan Bina Mandiri Rejosari  ini sudah mengelola wahana pendidikan untuk anak-anak usia 2-6 tahun (dari tingkat kelompok bermain sampai dengan tingkat Taman Kanak-Kanak). Tetapi hal ini di rasakan belum mampu mengembangkan dunia pendidikan secara maksimal untuk mampu membina generasi muda Islam yang beriman, berintelektual, berwawasan dan Berakhlaqul  karimah. Salah satunya dikarenakan tidak adanya kesinambungan kurikulum yang diterapkan antara pendidikan awal dan pendidikan lanjutannya. DIsamping sebuah kenyataan, saat ini banyak anak-anak yang tidak merasakan bangku pendidikan formal sekaligus agama. Oleh karena itu kami Yayasan Bina Mandiri Rejosaro berencana mendirikan dan membangun Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Plus, dengan membangun sarana pendidikan bermutu bagi seluruh lapisan masyarakat guna mewujudkan generasi yang berintelektual tinggi, beraqidah lurus dan berakhlak mulia.

Latar Belakang

Dalam kehidupan bermasyarakat, kebutuhan wahana pendidikan keagamaan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, dengan itu manusia akan memiliki moral/etika yang teratur dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya wahana pendidikan keagamaan bukan hanya merupakan kebutuhan fisik semata yaitu kebutuhan akan benda yang ada didalamnya ada manusia mencari ilmu. Lebih dari itu wahana pendidikan keagamaan sudah menjadi media ek[resi aktualisasi diri dan sekaligus juga memiliki kandungan makna filosofi hidup bagi putra/putri Islam dan menjadi lambang kesejahteraan material dan spiritual umat manusia.

Disamping pemikiran itu, pendiri Yayasan Bina Mandiri Rejosari melihat langsung kondisi, kehidupan sosial manyarakat umat Islam di Kecamatan Bojong - Pekalogan, masih membutuhkan penerapan kehidupan islami. Pengetahuan mereka tentang islam sangat minim yang notabene berpengaruh kepada pendidikan anak-anak sebagai generasi penerus. Anak-anak ini kurang memperoleh pendidikan Islami, karena tidak banyak adanya Lembaga Pendidikan Islam yang menaruh perhatian.

Pemikiran tersebut mendasari lahirnya suatu Lembaga Pendidikan yang oleh penggagas dan pendirinya diberi nama "Yayasan Bina Mandiri Rejosari" berkedudukan di Bojong, dibuat dihadapan Ny. Setiana Komara, S.H. Notaris No: 27 Tanggal 05 Desember 2014, SK Menteri Hukum dan HAM No. AHU-8756.AH.01.04 Tahun 2014. Yayasan ini merupakan lembaga hukum yang salah satu programnya menangani dan mengelola di bidang pendidikan, sekaligus sebagai dasar yang menjadi tujuan para pendirinya yaitu: "Ikut berperan aktif membina dan melahirkan insan intelektual Islam yang beriman, berwawasan, berakhlaqul karimah serta bertaqwa kepada Allah SWT".

Kamis, 29 Agustus 2019

Biografi: Tri Julianto, S.Pd.


 
Tri Julianto, S.Pd. adalah seorang guru PJOK yang lahir di Pekalongan pada tanggal 13 Juli 1993 yang mengajar di sebuah Sekolah Dasar swasta di Bojong - Pekalongan. Beliau yang lebih akrab dipanggil Pak Tri bertempat tinggal di Desa Ponolawen Kec. Kesesi Kab. Pekalongan. Pak Tri merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.

Pada usia 6 tahun, Pak Tri mulai memasuki jenjang pendidikan TK di Madisiwi. Pada usia 7 tahun melanjutkan ke jenjang SD di SDN 1 Ponolawen, setelah lulus dari SD melanjutkan di SMPN 1 Kesesi. Kemudian pada usia 16 tahun, Beliau melanjutkan ke jenjang selanjutnya di SMAN 1 Kajen. Setalah lulus dari SMA, Pak Tri memfokuskan diri sesuai hobinya yaitu berolahraga, sehingga beliau memutuskan untuk terjun di bidang keolahragaan yang kemudian melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di Universitas Negeri Semarang, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga.

Seusai menyelesaikan studinya, Pak Tri pada tahun 2016 mengabdikan diri di SDIT Plus Mutiara umat dan mengampu mapel PJOK. Beliau mempunyai harapan agar dapat memberi yang terbaik untuk SDIT Plus Mutiara Umat sehingga sekolah tersebut dapat maju dan menjadi sekolah unggulan terbaik.

Minggu, 25 Agustus 2019

Karnaval Kemerdekaan: Memaknai Arti Perbedaan

Keragaman budaya atau "Cultural diversity" merupakan keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada di daerah tersebut.

Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Di Indonesia terdapat berbagai kebudayaan dari berbagai tempat ataupun daerah, salah satunya adalah pakaian adat. Di setiap daerah biasanya mempunyai pakaian adat sendiri-sendiri, yang menjadikan Indonesia ini menjadi penuh ragam penuh warna. Adanya perbedaan seperti pakaian adat yang pada daerah satu dengan yang lain berbeda, menambah bangsa ini menjadi lebih indah lebih bernilai seni. 

Meskipun bangsa ini memiliki banyak perbedaan seperti halnya pakaian adat maupun budaya lainnya, akan tetapi hal itu tidak menyebabkan bangsa ini terpecah. Justru menciptakan bangsa ini menjadi lebih beragam lebih memiliki nilai-nilai keindahan karena selain saling untuk menghormati juga bangsa Indonesia mempunyai satu kesatuan, mempunyai tujuan yang sama yang harus dicapai bersama yang dikenal dengan semboyannya "Bhinneka Tunggal Ika".

Bhinneka Tunggal Ika merupakan moto atau semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa kuno yang artinya adalah berbeda-beda namun tetap satu. Diterjemahkan per kata, kata bhinneka berarti "beraneka ragam". Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka tunggal ika diterjemahkan "Beraneka satu itu", yang bermakna meskipun beranekaragam tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan.

Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam budaya, bahasa, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.

Sabtu, 24 Agustus 2019